popup

Friday, December 29, 2017

Suhu dan Kalor



A. Suhu

Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer.


Saturday, December 23, 2017

Contoh Soal dan Pembahasan Suhu dan Kalor

1. Banyaknya kalor untuk menurunkan suhu 4 kg zat cair yang mempunyai kalor jenis 500 J/kg oK dari 40 oC menjadi 20 oC adalah…
A. 20 kJ
B. 30 kJ
C. 40 kJ
D. 50 kJ
E. 60 kJ

Friday, December 22, 2017

Contoh Soal dan Pembahasan Rangkaian Listrik AC

1. Perhatikan Gambar rangkaian seri RLC berikut!
Besar impedansi pada rangkaian tersebut adala...
A. 1600 Ω
B. 1500 Ω
C. 1300 Ω
D. 800 Ω
E. 600 Ω

Pembahasan
R =500 Ω
L = 8 H
C = 5 μF
ω = 100 rad/s
Z =...??


2. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!
Jika tegangan maksimum sumber arus bolak-balik = 200 V, maka besar kuat arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah....
A. 1,5 A
B. 2,0 A
C. 3,5 A
D. 4,0 A
E. 5,0 A

Pembahasan
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Vm = 200 volt
Im = ...???
COntoh Soal dan Pembahasan Rangkaian Seri RLC

3. Sebuah kapisitor dirangkai pada sumber tegangan bolak-balik 250 Volt yang frekuensi 50 Hz, ternyata reaktansi kapasitifnya 5000/π ohm.  Kapasitas dari kapasitor itu adalah......
A.  2 μF            
B.  5 μF           
C.  10 μF
D.  20 μF
E.  50 μF
 
Pembahasan
V = 250 volt
f = 50 Hz
Xc = 5000/π ohm
C = ...?
 

4. Hitunglah frekuensi resonansi dari sebuah rangkaian dengan hambatan yang diabaikan mengandung induktansi 60 mH dan kapasitansi 600 pF!
Pembahasan
L = 60 mH = 60 × 10-3 H
C = 600 pF = 600 × 10-12 F
f0 = ...?
Rangkaian LC seri

5. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut!
Jika tegangan maksimum sumber arus bolak-balik = 200 V, hitunglah:
a. kuat arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah....
b. Tegangan pada masing-masing komponen

Pembahasan
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Vm = 200 volt
Im = ...???


a. Jadi arus kuat arus maksimum yang mengalir pada rangkaian adalah 2 A
b.  Nilai pada masing-masing komponen adalah:
VR = I.R = 2.60 = 120 volt
VL = I.XL = 2.120 = 240 volt
 VC = I.XC = 2.40 = 80 volt

Tuesday, December 19, 2017

Gerak Vertikal



Gerak vertikal adalah suatu gerak benda yang menempuh lintasan vertikal terhadap acuannya dimana selama geraknya benda tersebut hanya mengalami percepatan gravitasi sehingga nilai percepatan pada gerak vertikal ini selalu tetap. Ada 3 macam gerak vertikal yaitu gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas.
1)   Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas merupakan gerak suatu benda yang terbebas dari gaya lain selain akibat percepatan gravitasi bumi.
gerak vertikal
Gerak jatuh bebas merupakan GLBB dipercepat karena saat benda jatuh semakin mendekati tanah kecepatan semakin naik. Sedangkan nilai percepatannya adalah tetap
Rumus:
vt = g . t

h (1/2).g t2

vt2 = 2.g.h

Keterangan:
vt = kecepatan benda pada saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi (g = 10 m/s2).
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian dari tanah (m)

Contoh:
 Mouse bermassa 100 gram jatuh dari meja setinggi 1,8 meter. Jika percepatan gravitasi g = 10 m/s2, hitunglah:
a.       Kecepatan mouse sesaat akan menyentuh lantai
b.      Waktu yang diperlukan untuk sampai di lantai
Penyelesaian:
Diket: m = 100 gram,         g = 10 m/s2
h = 1,8 m
Ditanya: a) v = …?             b) t = …?
Jawab:

 


2)   Gerak Vertikal ke Atas

Merupakan gerak benda dilempar ke atas dengan kecepatan awal vo.
Gerak vertical ke atas termasuk GLBB diperlambat karena saat bergerak ke atas kecepatannya semakin berkurang dan lama-lama akan berhenti sesaat kemudian jatuh lagi. Sedangkan nilai percepatannya adalah tetap.
Rumus:
vt = vo -  g.t
 h = vo.t - (1/2).g.t2
vt2 = vo2 - 2.g.h
Keterangan:
vt = kecepatan akhir benda pada saat t sekon (m/s)
vo = kecepatan awal benda (m/s)
g = percepatan gravitasi (g = 10 m/s2).
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian dari tanah (m)

Syarat - syarat gerak vertikal ke atas yaitu :
  1. Benda mencapai ketinggian maksimum jika vt = 0
hmax = vo2 / 2.g
  1. Benda sampai di tanah jika h = 0
  2. Waktu untuk mencapai ketinggian maksimum
tmax = v0 / g

Contoh:
Budi melemparkan bola ke atas dengan kecepatan awal 8 m/s. Jika percepatan gravitasi g = 10 m/s2, hitunglah:
a.       Ketinggian maksimum yang dicapai bola tersebut
b.      Lamanya bola di udara (dari dilempar sampai jatuh lagi)
Penyelesaian:
Diket: vo = 8 m/s,   g = 10 m/s2
Ditanya: a) hmaks = …?       b) t = …?
Jawab:
a)      hmax = vo2 / 2.g = 64 / 20 = 3,2 m


Jadi lamanya bola diudara adalah 2 x 0,8 s = 1,6 s.

3)   Gerak Vertikal ke Bawah
Merupakan gerak benda dilempar ke bawah (vertikal ke bawah) dengan kecepatan awal vo.
Merupakan GLBB dipercepat karena saat benda jatuh semakin mendekati tanah kecepatan semakin naik. Sedangkan nilai percepatannya adalah tetap
Rumus:
vt = vo +  g.t
 h = vo.t + (1/2).g.t2
vt2 = vo2 + 2.g.h
Keterangan:
vt = kecepatan akhir benda pada saat t sekon (m/s)
vo = kecepatan awal benda (m/s)
g = percepatan gravitasi (g = 10 m/s2).
t = waktu tempuh (s)
h = ketinggian dari tanah (m)

Contoh:
Dari atas gedung, Rudi melempar batu ke bawah dengan kecepatan awal 4 m/s. setelah bergerak 1 sekon, batu sampai di tanah. Hitunglah kecepatan dan jarak yang sudah ditempuh batu tersebut.
Penyelesaian:
Diket: vo = 4 m/s,        g = 10 m/s2
Ditanya: a) vt = …?     b) h = …?
Jawab:
a)      vt = vo + g.t  =  4  + 10.1 = 14 m/s
b)      h = vo.t + (1/2).g.t2 = 4 (1) + ½ (10)(1) = 9 m

Monday, October 16, 2017

Rangkaian Seri RL, RC dan RLC pada listrik AC

1. Rangkaian Seri RL Pada Arus Bolak-Balik


Jika VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung hambatan (R), VL menyatakan tegangan pada ujung-ujung induktor, maka dalam rangkaian ini nilai VR sefase dengan arus listrik, sedangkan VL mendahului arus sebesar 90o. Sehingga besarnya tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VL secara vektor (fasor) yaitu :

Sedangkan :
VR = I R
VL = I IL
Maka :
hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, dilambangkan Z dan ditulis:
Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan:
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RL tidak lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o, di mana tegangan mendahului arus.

2. Rangkaian Seri RC Pada Arus Bolak-Balik

Sebuah rangkaian seri hambatan dan kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC sebesar V, yang disebut rangkaian seri RC.

Apabila VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung hambatan (R), VC menyatakan tegangan pada ujung-ujung induktor, maka dalam rangkaian ini nilai VR sefase dengan arus listrik, sedangkan VC tertinggal arus sebesar 90o. Sehingga besarnya tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VC secara vektor (fasor) yaitu :
Sedangkan :
VR = I R
VL = I XC

Besarnya impedansi, dilambangkan Z dan ditulis:
Besarnya pergeseran fase antara arus dan tegangan dinyatakan:
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RC tidak lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o di mana tegangan tertinggal terhadap arus.

3. Rangkaian Seri RLC Pada Arus Bolak-Balik

Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan kapasitor yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus, dan pada kapasitor arus mendahului tegangan.
Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menggunakan diagram fasor sebagai berikut :
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
VL = Imax XL sin (ωt + 90o) = Vmax sin (ωt + 90o)
VC = Imax XC sin (ωt – 90o) = Vmax sin (ωt – 90o)
Jika sudut ωt kita pilih sebagai sumbu x, maka diagram fasor untuk I, VR, VL, dan VC dapat digambarkan dengan gambar diatas. Dan besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari VR, VL, dan VC menjadi :
di mana :
V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)
VR = tegangan pada hambatan (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)
Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut fase sebesar θ yang dapat dinyatakan dengan :
Besarnya Impedansi rangkaian RLC yang disusun seri dinyatakan :
di mana :
Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω)
R = hambatan (Ω)
XL = reaktansi induktif (Ω)
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
Pada rangkaian seri RLC dapat mempunyai beberapa kemungkinan yaitu :
  1. Jika nilai XL > XC maka rangkaian akan bersifat seperti induktor, yaitu tegangan mendahului arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan dengan
  2. Jika nilai XL < XC maka rangkaian akan bersifat seperti kapasitor, yaitu tegangan ketinggalan terhadap arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan dengan
  3. Jika nilai XL = XC maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z = R) maka pada rangkaian akan terjadi resonansi yang disebut resonansi deret/seri yang besarnya frekuensi resonansi dapat dicari yaitu :
Penggunaan rangkaian seri RLC pada rangkaian bolak-balik dapat kita temuai pada rangkaian pengatur nada.

Sunday, October 15, 2017

Rangkaian Arus Bolak-Balik (AC)


1. Resistor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian resistif adalah rangkaian yang hanya mengandung hambatan (R) saja.


Rangkaian resistor dalam rangkaian listrik AC

Pada rangkaian ini V dan i memiliki fase yang sama, artinya i dan V mencapai harga 0 dan maksimum bersama-sama.

Diagram fasor pada rangkaian resistif ditunjukkan pada gambar diatas.
Besarnya kuat arus yang melalui hambatan dapat dinyatakan dari hukum Ohm yaitu :

2. Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Rangkaian induktif adalah rangkaian yang hanya terdiri atas induktor (kumparan) dengan mengabaikan hambatan pada kawat kumparan.

Besarnya tegangan pada ujung-ujung induktor sama dengan tegangan sumber, sehingga berlaku : 
VL = V = Vmax sin ωt

IL = Imax sin (ωt – 90o)

Apabila kita lihat antara persamaan IL (kuat arus dalam induktor) dengan V (tegangan sumber) terlihat bahwa arus listrik dengan tegangan listrik terjadi selisih sudut fase sebesar 90o atau \frac{\pi}{2} di mana kuat arus ketinggalan terhadap tegangan dengan selisih sudut fase 90o.

Perbedaan fase antara kuat arus dan tegangan pada induktor dapat digambarkan dengan diagram fasor sebagai berikut :
Reaktansi induktif yang diberi lambang XL yang besarnya dinyatakan :
XL = ωL = 2πƒL
di mana :
XL = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
L = induktansi diri induktor (Henry = H)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)

Dalam rangkaian induktor jika I menyatakan kuat arus yang mengalir pada induktor, XL menyatakan reaktansi induktif, Vmax menyatakan tegangan maksimum, dan Vef menyatakan tegangan efektif tegangan sumber arus AC berlaku hubungan :

3. Kapasitor Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik

Dalam suatu rangkaian arus AC yang terdiri atas kapasitor mempunyai sifat bahwa antara tegangan dan arus memiliki beda fase, di mana arus mendahului tegangan dengan beda sudut
fase sebesar 90o atau \frac{\pi}{2}.

Rangkaian kapasitor dengan sumber tegangan AC.

Reaktansi kapasitif yang dilambangkan XC yang besarnya dinyatakan :

di mana :
XC = reaktansi induktif (Ohm = Ω)
C = kapasitas kapasitor (Farad = F)
ω = frekuensi anguler/sudut (rad/s)
f = frekuensi linier (Hertz = Hz)
Dalam rangkaian kapasitor pada arus AC mempunyai sifat bahwa arus mendahului tegangan dengan beda sudut fase sebesar 90o atau \frac{\pi }{2} dan berlaku hubungan :



Grafik arus dan tegangan serta diagram fasor kapasitor pada rangkaian arus bolak-balik